Welcome to KaseBlog

Part 2: Menjelajahi Chongqing, Kota Futuristik Penuh Pesona

Perhatian: Jika kamu scroll sampai paling bawah, total gambar akan memakan 27 mb dan video memakan 11 mb (hanya ketika dijalankan)

Dari hari ke empat hingga ketujuh ini, kami sepenuhnya berada di kota Chongqing sebelum akhirnya kami akan pergi ke Chengdu menggunakan MRT.

Hari ke empat (Tujuan: Perkotaan dan pasar)

Hari Ini merupakan hari terakhir kami dibawakan oleh Tour Guide, tempat pertama tujuan Tour Guide adalah tempat perhiasan/barang antik yang beberapa diantaranya terbuat dari Cinnabar. Karena barang-barang di dalamnya sangat mahal (2-4x lebih tinggi dari harga di luar untuk barang yang sama). Jadi hanya sedikit orang yang beli. Kami juga ada beli gelang (Harganya dihitung per butir pernak-pernik yang kami pilih).

Di bus, kami juga dikasih beberapa makanan kemasan untuk dicoba, lalu setelah beberapa menit kami ditawarkan satu per satu produk yang kami coba, katanya untuk bantu-bantu sebagai pengganti tip. Tapi memang harga yang mereka tawarkan dengan harga luar sama kok, dan emang enak juga makanannya jadi kami beli beberapa.

Setelah itu, kami pun dibawa ke sebuah pasar, pasarnya itu kami harus turun melalui gedung kosong baru sampai ke pasarnya, di pasar ini kami menemukan batu Cinnabar yang serupa dengan toko perhiasan, dan harganya itu jauh 2-4x lipat lebih murah (ada banyak toko, beda toko beda harga). Di pasar ini juga banyak sekali orang kasih tester makanan dan minuman yang mereka jual, benar-benar mereka yang menyodorkan makanan dan orang-orang pada menolaknya.

Sekilas tampilan pasar:

Karena Tour Guide hanya memberi kami waktu 1 jam, tetapi yang ada adalah orang-orang sudah kumpul padahal baru 40 menit, alhasil kami juga harus cepat-cepat balik ke tempat awal. Disini kami juga membahas untuk akan kembali esok/lusa untuk beli oleh-oleh.

Nah, tempat tujuan berikutnya adalah yang paling dinantikan/paling viral di media sosial yaitu:

Kamu tahu tentang Liziba Station? jujur menurut saya kalau hanya untuk berfoto, tempat ini terlalu overrated/berlebihan. Banyak sekali orang numpuk di sana untuk mengambil foto, dan kereta api juga hanya lewat 5 – 15 menit sekali, padahal cuaca di sana super panas. Tapi kalau memang mau naik kereta diatas gedungnya mungkin worth it sih, karena track-nya lumayan panjang dan ada tempat pemberhentian lain.

Kami naik kembali ke bus, dan melanjutkan perjalanan, ternyata hanya membawa kami lebih kurang 20 menit melewati tempat ikonik di sana Hongyadong lalu berhenti di depannya (sekilas memang tidak ada orang di siang hari tapi kalian akan terjekut melihat orangnya di malam, ada pada Hari ke-7). Ternyata Tour kita hanya sampai di sana saja, abang Tour Guide-nya pun bilang ke kami lokasi hotel terakhir dan kami harus pergi ke sana sendiri menggunakan ali express.

Singkat cerita, setelah check-in dan menaruh koper, kami pun lanjut keluar 4 orang dengan ali express, tujuan pertama ini 30 menit dari hotel, gak disangka tempatnya adalah bagian belakang dari hotel penginapan hari pertama. Banyak sekali mall tinggi dan orang jualan, kami cukup terkejut karena rupanya hotel hari pertama itu tidak kalah mewah. Ini viewnya:

Setelah kami makan disana, kami pun lanjut ke tujuan berikutnya, mereka hanya bilang ke mall cuman gak disangka ternyata mall yang dimaksud adalah mall yang cukup viral :3. perjalanan ke sana lebih kurang 30 menit juga. Tapi gak nyesal sih. Ini sekilas tempatnya (kami keliling tempatnya hingga malam):

Lalu kami pun balik ke hotel setelah 3 jam dari sana. Lift di hotel yang ini jujur agak ngeri sih, karena goyang-goyang dan sudah kumuh banget, gak ada pegangan dan lantainya ditimpa pakai busa yang bolong-bolong. Terus pas malam itu abang saya mau keluar lagi, tapi saya lelah dan mau edit video saja, Jadi saya gak ikut. Ketika abang saya keluar, aku sempat bilang nanti panggil nama ya kalau mau masuk.

Beberapa menit setelah mereka keluar, ada suara ketuk pintu 1 kali, saya bingung mereka kok cepat kali balik, tapi saya gak bilang apa-apa dan lanjut edit, ternyata memang gak ketok lagi. Setelah 1 jam baru mereka balik, panggil nama baru aku buka pintu, cuman lucunya mereka bilang gaada ketuk pintu, dan kebetulan kamar sebelah juga ada yang ketuk, bisa jadi ada yang usil atau memang tempatnya agak”, gatau deh lagipula nginap cuman satu hari.

Hari ke lima (Tujuan: perkotaan)

Untuk Hotel hari keempat memang agak seram tapi untuk sarapan-nya malah ini yang terbaik, kami bebas masak roti dan telur, juga ada semacam nasi goreng dan susu tahu. Karena sudah gak ada tour guide jadi kami lebih santai, dan juga sambil menunggu kerabat yang sedang menuju ke tempat kami. Singkatnya setelah mereka datang, kami pun barengan check-in di hotel.

Kali ini bukan hotel pilihan Tour Guide, dan level-nya sangat jauh dari hotel-hotel sebelumnya, yang mana hotel kali ini tingginya 72 lantai, dan juga kami akan menetap di hotel ini hingga hari ke-delapan/pindah ke Chengdu.

Karena saya gak tahu sebutannya maka saya ganti dengan sebutan “tante” saja, jadi tante yang datang dari kota lain pun antar kami ke sebuah mall, jadi abang dan pacar akan dirias untuk foto yang bagus, sedangkan kami yang lain sambil menunggu maka kami ke mall, ini tampilannya:

Koin tangkap bonekanya harganya 1 ¥ RMB/koin, dan satu koin saja sudah cukup untuk tangkap 1 kali, dan capitnya itu semuanya kuat loh, saya gagal kelimanya karena saya coba tangkap patung:3, kalau tante coba tangkap boneka biasa dapat kok.

Setelah mereka selesai rias, kami pun ikut ke sana, tempatnya merupakan sebuah vihara, tapi untuk menuju ke sana jalannya lumayan susah terutama untuk mobil kecil, kami sempat berpikir untuk balik karena jalannya yang sangat rawan tapi beruntung taksinya sangat pro hehe, kami pun tiba dah suruh taksinya untuk tunggu kami dan membayar lebih. ini tempatnya:

Selesai dari sana kami pun balik ke mall awal dan makan disana. Setelah itu kami berpisah, mereka ke hotel, saya ikut abang dan pacarnya ke suatu tempat untuk lihat view kota Chongqing. Lumayan jauh dan mahal tapi viewnya itu gak rugi deh. ini tempatnya:

Setelah duduk selama 2 setengah jam kami pun balik dan beristirahat di hotel. Sekedar informasi, setiap kali naik taksi itu meterannya langsung diset di 9 ¥ RMB, untuk setiap beberapa menit/jarak tertentu maka nanti tambah 1 ¥ RMB.

Sedangkan ali express itu persis grab, dan uniknya karena mereka menggunakan map ciptaan sendiri, di map ada tertulis kapan lampu lalu lintas akan hijau, pas saya bandingkan akurat banget loh. Lalu Setidaknya ali express maupun taksi disini kejar waktu, asli semuanya di 70-110 km/jam. dan hampir semuanya adalah mobil listrik.

Hari ke enam (Tujuan: Pasar dan Perkotaan)

Setelah Sarapan mie bersama, kami pun berangkat ke pasar, untuk beli oleh-oleh, pasar awal ini berbeda dengan pasar yang dikunjungi pada hari keempat (yang gak enak cuman panas sih, tapi tempatnya bagus kok):

Setelah waktu yang lama, kami berkumpul lagi dan membahas untuk pergi ke Kuixinglou (Tempat di mana vibesnya seperti kita sedang diatas gedung padahal di lantai dasar). Ini video di Kuixinglou, harga masuknya gratis:

Setelah selesai foto, dan nikmati keindahannya, kami pun balik ke hotel kami, dan kami juga ke lantai paling atas/lantai 72, kalau gak salah berbayar, mungkin 60 ¥ RMB/Orang. Berikut viewnya (jujur pas diatas kayak sedikit pusing karena emang tinggi kali tempatnya):

Setelah dari sana, kami ke tempat sekitaran hotel kami untuk jalan-jalan sebentar. Jadi karena mereka masih mau bersantai-santai sebentar saya coba balik sendiri dan sempat mampir ke minimarket untuk beli mie. Lalu balik ke kamar bersantai sebentar dan tidur.

Sekedar informasi: Kalau kalian perhatikan liftnya itu nomornya lompat, jadi di hotel ini kalau gak salah ada 8 lift, yang mana 8 lift ini berbeda-beda semua tujuannya. Yang pasti untuk naik ke lantai 72 itu kami harus naik lift khusus untuk ke lantai 47, baru setelah berhenti, naik lagi lift ke lantai 67. Setelah itu baru kita naik tangga ke tempat untuk bayar supaya bisa ke lantai 72.

<< Balik ke part 1

“Saya mencoba sebaik mungkin untuk pilih gambar yang benar-benar mencerminkan alur ceritanya, supaya pembaca bisa merasa seperti masuk ke dalam ceritanya”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *